Jumat, 22 November 2024

Sebut Ketum PBNU Tak Memiliki Pengaruh di PKB, Cak Imin Dinilai Arogan 

Senin, 2 Mei 2022 23:50

IST

POLITIKAL.ID - Pernyataan ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mengatakan bahwa Ketum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tidak memiliki pengaruh di partainya dinilai arogan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Ishfah Abidal Aziz. Ishfah mengatakan merasa heran dengan Cak Imin yang tiba-tiba kehilangan ahlak komunikasi. "Saya terus terang merasa heran, kaget dengan Ketum PKB tiba-tiba kehilangan akhlak komunikasi," ujar Ishfah Senin (2/5) dilansir dari CNNIndonesia.com Ishfah menilai ada arogansi Cak Imin sebegai ketum PKB dalam menyampaikan pernyataan yang menyinggung Ketum PBNU. Lebih lanjut Ishfah mengatakan apa yan disampaikan Cak Imin mengabaikan peran PBNU dalam perkembangan politik PKB. Selama ini, kata Ishfah, lumbung suara terbesar PKB adalah warga NU. Justru menurut Ishfah, timbal balik yang diberikan oleh PKB terhadap PBNU tidak sebanding sama sekali. "Selama ini NU memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perolehan suara PKB, dan itu sangat tidak sebanding dengan apa yang didarmabaktikan PKB ke NU. Sangat tidak sebanding," pungkasnya. Ia mengatakan harusnya PKB memperbaiki hubungan dengan PBNU atau melakukan upaya-upaya pendekatan politik untuk merawat komunikasi PKB. "Membangun dan merawat komunikasi, itu harusnya dilakukan oleh partai politik. Bukan justru memunculkan arogansi yang sesungguhnya tidak bermanfaat untuk PKB," ujarnya. Tak hanya itu, menurut Ishfah, ucapan Cak Imin merupakan bukti kepanikan dan ketakutan yang berlebihan jika partainya ditinggalkan oleh NU sebagai basis pemilihnya. "Kita melihat kekhawatiran berlebihan, kepanikan berlebih yang dirasakan Cak Imin yang khawatir NU lari dari PKB, meninggalkan PKB. Enggak seperti itu caranya," tegas Ishfah. "Yang seharusnya dilakukan PKB adalah evaluasi dan refleksi apa yang sudah dilakukan terhadap NU, dibanding apa yang diberikan NU ke PKB. Jauh enggak ada apa-apanya," lanjutnya. Ia pun menyebut Cak Imin bertindak demikian setelah menjabat Ketua Umum partai terlalu lama. Cak Imin pertama kali terpilih sebagai ketua umum dalam Muktamar II PKB di Semarang, Jawa Tengah pada 2005 silam. "Cak Imin terlalu baper, terlalu panik, gampang panik. Biasa lah itu Ketua Umum kalau sudah terlalu lama, jadi baperan, gampang panik, takut kehilangan kekuasaan," ujar Ishfah. (*)
Tag berita:
Berita terkait