POLITIKAL.ID - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyerukan pentingnya penyusunan database pertanian di seluruh wilayah Kaltim sebagai dasar untuk menyusun blueprint ketahanan pangan, khususnya dalam mendukung kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kita tidak punya data riil terkait pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya, tingkat kesuburan tanahnya, dan tanaman yang cocok dikembangkan. Ini harus menjadi prioritas,” ujar Nanda, politisi dari PDI-Perjuangan.
Menurut Nanda, data pertanian yang akurat menjadi langkah awal untuk mengurangi ketergantungan Kaltim pada pasokan pangan dari luar, seperti Pulau Jawa dan Sulawesi.
Saat ini, baru tiga daerah di Kaltim yang dikenal sebagai lumbung pangan, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara.
“Daerah lain sebenarnya punya potensi yang sama untuk menjadi lumbung pangan, tapi kita harus melakukan mapping dari hulu ke hilir,” jelasnya.
Meski luas wilayah Kaltim memberikan peluang besar untuk swasembada pangan, tantangan seperti alih fungsi lahan dari pertanian ke perumahan atau tambang telah menyebabkan penurunan produksi padi.
Pertumbuhan penduduk yang pesat, ditambah dengan kebutuhan pangan yang meningkat akibat kehadiran IKN, semakin menuntut solusi jangka panjang.