"Saya lihat Pak Airlangga itu memimpin partai politik mengalami hal-hal yang kasar dan keras, sehingga saya sendiri takutnya saya enggak bisa mengikuti cara-cara kasar dan keras. Saya kan orang pekerja yang baik-baik saja, yang lembut-lembut saja."
Akan tetapi, Jusuf Hamka enggan menjelaskan mengenai cara-cara kasar yang dimaksud. Pengusaha 66 tahun itu sebatas menyatakan politik di Indonesia bersifat "keras dan kasar."
"Saya cuman bisa kasih clue (petunjuk) politik itu ternyata kasar dan keras. Keras dan kasar. Sehingga pas saya liat momentum Airlangga mundur saya nyatakan mundur, partai politik siapa pun juga, tidak berpindah ke parpol, saya ingin jadi orang bebas, saya akan jadi pekerja sosial," katanya.
Sebelumnya Airlangga Hartarto menyatakan mundur dari Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga mengaku ingin menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas selama masa transisi pemerintahan dari Jokowi-Ma'ruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga.
(*)