Jumat, 20 September 2024

Kalah Saing Jadi Penyebab Uni Eropa Musuhi Sawit asal Indonesia, bahkan Digugat ke WTO

Ketua Bidang Kampanye Positif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Edi Suhardi

"Mereka punya perkebunan sunflower dan rapeseed. Biaya produksi dan bahan baku hingga prosesnya jauh lebih mahal. Jadi kelapa sawit dilihat over kompetitif dan tidak bisa disaingi," ujar Edi beberapa waktu lalu.

Untuk mencegah kelapa sawit, Uni Eropa pun mengenakan hambatan-hambatan perdagangan bagi Indonesia dan produsen lainnya.

Beberapa hambatan tersebut seperti bea masuk anti dumping, tuduhan subsidi yang tidak adil dan hambatan lainnya.

"Saya sangat menghargai dorongan dan tekanan dari Kemendag yang telah membawa kasus-kasus ini pada level yang luar biasa. Indonesia paling proaktif di sawit," kata dia.

Dia mengatakan sebagai produsen sawit terbesar, gugatan di WTO adalah terkait kelapa sawit. Pada 2013 digugat uni eropa atas tuduhan anti dumping dan tentang new renewable yang dikecualikan.

"Kita juga tengah menghadapi gugatan WTO tentang biodiesel, dari 2 gugatan fatty alkohol, 5 tahun berusaha menang. Kemudian Tentang bea masuk anti dumping biodisesl, tetapi dengan kemenangan ini UE 2019, ada lagi 2 kasus ttg energi terbarukan," pungkasnya.

 (*)

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait