POLITIKAL.ID - Nono, bocah jenius asal NTT jawara lomba Matematika dunia mendapatkan kesempatan berlatih untuk Olimpiade Matematika Tingkat Asia di kampus yang didirikan Menko Marves, Luhut Pandjaitan.
Kampus tersebut adalah Institut Teknologi (IT) Del.
Nono akan dilatih di kampus IT Del bersama Carren Nathania dari Tapanuli Utara, Alena dari Dairi, Teguh Pria dari Tapanuli Selatan, Kayla dan Azhalia dari Bitung.
Anak-anak hebat Indonesia itu akan mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 8 bulan ke depan di Institut Teknologi Del, Sumatera Utara.
Hal ini disampaikan langsung oleh Luhut Binsar Pandjaitan melalui unggahan resminya.
"Tujuan jangka pendeknya adalah mempersiapkan mereka untuk ikut dalam Olimpiade Matematika tingkat Asia yang akan digelar bulan November mendatang," tulis akun resmi Instagram Luhut @luhut.pandjaitan,Jumat 24/2/2023.
Untuk tujuan jangka panjang, pelatihan terhadap Nono dan anak-anak lain diharapkan bisa menghadirkan kualitas terbaik dari bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
"Agar tidak hanya sekedar mendapatkan apresiasi saja, tetapi juga punya masa depan yang cemerlang," imbuhnya.
Sekilas, Nono sama seperti anak SD lain yang seusianya. Ia belajar di bangku kelas dua, di sebuah SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kupang, NTT.
Bedanya, ia mempelajari matematika dengan metode yang diajarkan oleh Ibundanya, Nuryati. Metode pembelajaran tersebut adalah metode GASING dari Profesor Yohannes Surya.
Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik, dan menyenangkan.
Dengan pembelajaran selamat setahun lebih Nono diajarkan konsep-konsep matematika dengan cara yang lebih gampang.
Keberhasilan Nono menjadi salah satu acuan bahwa metode pembelajaran matematika GASING patut untuk diterapkan ke anak-anak lain.
Ke depan, pengembangan metode GASING disarankan untuk diterapkan di beberapa daerah dengan menyiapkan pusat-pusat pelatihannya seperti dilakukan di IT Del.
Para siswa akan diambil dari setiap kabupaten, dengan kriteria pemilihan berdasarkan nilai dan hasil terbaik dalam bidang matematika dan fisika dimulai dari kelas 5 sekolah dasar.
"Melalui program ini, diharapkan nilai Hasil Program Penilaian Pelajar (PISA) Indonesia yang saat ini masih jauh dibawah rata-rata bisa lebih ditingkatkan lagi," tutur Menko Marves tersebut.
Nama Nono menjadi sorotan publik setelah berhasil menjuarai International Abacus World Competition 2022, mengalahkan 7.000 peserta lain dari seluruh dunia.
Ajang tersebut adalah kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia yang diselenggarakan oleh International Abacus Brain Gym (ABG).
Pada kompetisi Matematika tingkat dunia itu, Nono berhasil mengerjakan 15.201 dokumen, di mana dalam 1 dokumen terdapat 10 soal.
Jika dihitung, total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun adalah sebanyak 152.010. Soal-soal diujikan dalam bentuk virtual dan listening dalam bahasa Inggris.
Dengan jumlah itu, Nono mengalahkan peserta dari Qatar yang mengerjakan 7.502 file atau 75.020 soal dan peserta dari Amerika Serikat yang mengerjakan 6.138 file atau 61.380 soal.
Nono yang baru berusia 8 tahun, menjadi satu-satunya siswa asal Indonesia yang mampu meraih peringkat pertama pada kompetisi tersebut sejak ABG didirikan pada 2003 silam.
(Redaksi)