"Ini adalah penurunan paling tajam sejak perhitungan PDB triwulan untuk Jerman sejak 1970," kata kantor federal statistik Jerman.
Hong Kong
Hantu resesi belum meninggalkan Hong Kong.
Ekonomi kota di bawah China itu kembali mengalami kontraksi atau minus 9% di kuartal-II 2020 secara tahun ke tahun (YoY) dari data Rabu (29/7/2020).
Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk pusat ekonomi global ini.
Di mana aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti Beijing terjadi.
Meski begitu, data terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding kuartal-I 2020, minus 9,1% (YoY).
Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020 ini.
"Ekonomi Hong Kong stabil pada kuartal terakhir ini karena stimulus fiskal dan permintaan yang lebih kuat di China mengimbangi konsumsi dan investasi yang melemah," kata Ekonom China untuk Capital Economics dalam sebuah catatan ditulis CNN Business.
Meski demikian, ancaman gelombang kedua Covid harus diwaspadai. Beberapa pekan ini, kasus Covid-19 Hong Kong naik setelah mampu mengendalikan virus tiga bulan lalu.
"Jalan bergelombang menuju pemulihan" kata Kepala Keuangan Hong Kong Paul Chan dalam sebuah postingan blog yang diterbitkan Minggu.
"Terulangnya epidemi lokal baru-baru ini, menunjukkan bahwa mungkin diperlukan waktu lama untuk ekonomi lokal pulih."
Hong Kong mendapat tekanan berat saat ini.
Bukan hanya soal politik dan Covid-19, Hong Kong juga dijadikan hotspot perselisihan China dan AS.
Singapura
Singapura juga resmi resesi setelah perekonomiannya tertekan cukup dalam.
Pengumuman ini disampaikan melalui Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura, Selasa (14/7/2020).
Secara kuartalan, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 berkontraksi atau minus 41,2%.
Sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6%.
Ini melebihi survei sejumlah lembaga dan ekonom.
Corona memukul keras ekonomi Singapura yang fokus pada perdagangan.