Namun, belum genap setahun Gus Dur memerintah, kekuasaannya mulai diutak-atik. Pertengahan tahun 2000, Amien menyatakan kecewa atas kinerja pemerintahan Gus Dur. Dia menyatakan Poros Tengah siap berkoalisi dengan PDIP.
Situasi politik di DPR pun berbalik menentang Gus Dur. Ditandai dengan terbentuknya Pansus DPR untuk menyelidiki Bulog Gate dan Brunei Gate. Amien sebagai Ketua MPR juga ikut berbalik mendorong Gus Dur lengser dari kursi presiden.
Gus Dur akhirnya dimakzulkan lewat Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001. Sementara Amien menyelesaikan masa tugasnya sampai 2004. Namun ternyata, hasrat Amien untuk menjadi presiden belum padam. Pada Pilpres 2004, dia mencoba peruntungannya. Kala itu, PAN mengusung Amien berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo.
Hasilnya, Amien-Siswono hanya mendapatkan posisi keempat di bawah Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, serta Wiranto-Salahuddin Wahid. Pasangan itu hanya memperoleh dukungan sebesar 17,3 juta atau 14,66% dari total suara.
Gagal pada masa itu tak lantas membuat rasa penasaran Amien akan kursi presiden terbenam. Pada pertengahan 2018 lalu, Amien yang juga Ketua Dewan Kehormatan PAN menyatakan keinginannya maju dalam bursa capres 2019 PAN.
Amien menyebut terinspirasi Mahathir Mohamad yang memenangi pemilihan umum dan terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia meski telah menginjak usia 92 tahun. Namun usahanya tak terwujud. PAN memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. (*)
Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul "Kisah Ambisi Politik dan Sepak Terjang Amien Rais di Partai Matahari" https://news.detik.com/berita/d-4896718/kisah-ambisi-politik-dan-sepak-terjang-amien-rais-di-partai-matahari/5