Jumat, 22 November 2024

Soal Gejolak di Internal PPP, Ketua Umum Suharso Monoarfa Minta Maaf

Kamis, 25 Agustus 2022 14:41

IST

POLITIKAL.ID - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami gejolak internal jelang Pemilu 2024. Diketahui baru-baru ini, sebanyak tiga pimpinan majelis di DPP PPP mendesak Ketum PPP Suharso Monoarfa mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PPP. Desakan ini mucul akibat suasana yang sudah tidak kondusif dan kegaduhan di internal PPP. Salah satu penyebab kegaduhan ini dipicu pidato Suharso di KPK pada 15 Agustus 2022, yang menyinggung pemberian sesuatu ketika silaturahmi atau sowan kepada para kiai. Terkait hal ini, Suharso Monoarfa meminta maaf atas polemik yang timbul karena pidatonya mengenai amplop kiai dan korupsi. Suharso mengatakan pernyataan yang ia sampaikan tidak bermaksud menghina ulama. Lebih lanjut ia mengatakan, pidato yang ia sampaikan merespon wanti-wanti dari Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Kalau secara internal, sudah dijelaskan di beberapa kesempatan. Saya juga bahkan sudah menyatakan permohonan maaf saya, mungkin cara memberi contohnya enggak pas," kata Suharso di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/8). Ia juga mengatakan apa yang ia sampaikan bertujuan untuk mengingatkan PPP untuk tidak beroriantasi pada uang dalam berpolitik. Dia tak ingin lagi ada kader PPP yang ditangkap KPK, seperti dua ketua umum sebelumnya. Terkait polemik yang timbul akibatnya tersebut, ia mengaku telah bersilaturahmi dengan sejumlah ulama untuk menjelaskan pernyataannya tersebut. Salah satu tokoh yang telah ditemuinya adalah Wakil Ketua Majelis Syariah PPP Afifuddin. "Beliau menanggapi dengan baik dan senang sekali dengan penjelasan saya. Awalnya, beliau suuzan, tetapi setelah mendengarkan penjelasan saya, beliau mengatakan lega dan dapat menerima penjelasan saya,"pungkasnya. Suharso berpendapat protes masyarakat dan kader PPP terhadap pidato itu terjadi karena salah paham. Malah, dia balik mengatakan ada pihak yang memotong sebagian saja dari pidatonya tersebut lalu diviralkan. "Kemudian pidato saya dipotong sedemikian rupa, keluar dari konteks, diviralkan. Itu yang tidak fair menurut saya," tuturnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait