Senin, 29 April 2024

Sosok

Sosok Anwar Ibrahim Perdana Menteri Baru Malaysia, Pernah Tersangkut Kasus Sodomi

Kamis, 24 November 2022 13:0

PM Malaysia, Anwar Ibrahim, Perdana Mentri Malaysia. / Foto : IST.

POLITIKAL.ID - Ketua Pakatan Harapan, Anwar Ibrahim akan menjabat sebagai perdana mentri Malaysia yang ke-10. Rencananya Ia akan dilantik Raja Al-Sultan Abdullah  pada 17.00 sore ini.

Anwar Ibrahim sebagai perdana mentri Malaysia yang baru, akan menggantikan posisi Ismail Sabri Yakoob.

Anwar Ibrahim ditunjuk raja secara langsung.Sebelumnya, perjalanan Anwar Ibrahim menjadi perdana mentri, penuh lika-liku.

Koalisi Anwar Ibrahim, yang dikenal sebagai Pakatan Harapan, memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara hari Sabtu dengan 82. Saingannya adalah blok Perikatan Nasional Muhyiddin memenangkan 73. Mereka membutuhkan 112 suara untuk membentuk pemerintahan.

Blok Barisan Nasional yang merupakan penguasa lama, hanya mendapatkan 30 kursi. Barisan Nasional menyatakan tidak akan mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Muhyiddin maupun Anwar.

Perjalanan Anwar Ibrahim di karir politik dimulai 30 tahun lalu, ia dikenal sebagai  anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohammad. Namun ia sempat menjadi tahanan yang dihukum karena kasus sodomi. Anwar Ibrahim menjadi pemimpin oposisi dan akhirnya perdana menteri.

Pemilik nama lengkap Anwar bin Ibrahim lahir pada 10 Agustus 1947 di Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia. Mengutip dari Britannica, Anwar bersekolah di Sek Melayu Sungai Bakap, Sek Melayu Cherok Tok Kun dan Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam. Anwar terpilih untuk melanjutkan ke Maktab Melayu Kuala Kangsar (MCKK) di Tingkatan Satu pada tahun 1960 dan menjadi Ketua Pelajar di sana.

Anwar melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Malaya Kuala Lumpur pada tahun 1967. Pada saat inilah ia memulai karir politiknya, ia dikenal sebagai pemimpin mahasiswa Islam di sana.

Pada tahun 1971 ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia, dan menjabat sebagai presidennya hingga tahun 1982. Melansir dari Al Jazeera, Anwar banyak terlibat dalam mengorganisir demonstrasi massa bahkan pernah dipenjara di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang sekarang sudah tidak ada.

Pada 1981, Anwar menarik perhatian kandidat perdana mentri yaitu Dr. Mahati

 Mohamad dari tahun 1981 -2003. Ketika itum Anwar membuktikan sebagai politisi yang bersih sehingga dengan cepat naik ke Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang saat itu merupakan partai terkuat

Dia mengepalai berbagai kementerian sampai akhirnya memimpin kementerian keuangan utama pada tahun 1991. Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri hingga tahun 1998.

Anwar dan Mahathir penah terjadi keretakan, yang pada saat itu terjadi krisis ekonomi regional 1998.Karena Anwar melakukan seruan reformasi dan mengakhiri korupsi dan nepotisme.

 Dari keretakan hubungan itu, muncul isu sodomi yang dilakukan Anwar yang menjadikan dia terdakwa melakukan korupsi dan sodomi,  hingga divonis 15 tahun penjara.

Warga Malaysia Hingga dunia menuai kritik ketika Anwar Ibrahim dimasukkan dalam penjara hal ini terjadi protes besar-besaran di Malaysia. Hingga Akhirnya Anwar Ibrahim dibeaskan Perdana Mentri Abdullah Badawi pada 2 September 2004.

Pada 2008 ia kembali tersangkut kasus sodomi. Setelah persidangan hampir dua tahun, Anwar dinyatakan tidak bersalah pada Januari 2012.

Namun di tahun 2014, pengadilan Malaysia kembali mendakwa Anwar dalam kasus sodomi. Dan di tahun 2015 dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Nama Anwar Ibrahim meredup di dunia perpolitikan, hingga akhirnya muncul Mahathir meminta bantuan untuk maju pemilu 2018, dan menjanjikan kepada Anwar ketika Ia menang, petisi pengampunan kepada Sultan Muhammad V. Hingga akhirnya 11 Mei 2018, Anwar dibebaskan lima hari kemudian.

Berbagai janji dilontarkan mahathir setelah dua tahun menduduku jabatan, ia akan menyerahkan kepemimpinannya ketika usai kepada Anwar Ibrahim. Namun janji itu hanya seperti hembusan angin dan Akhirnya Anwar Ibrahim ditujuk menjadi perdana mentri  setelah diangkat oleh Raja Malaysia,  Raja Al-Sultan Abdullah. (Redaksi)  

Tag berita:
Berita terkait