Dengan estimasi kebutuhan tambahan kapasitas 3.000 liter per detik, Wali Kota memperkirakan pembangunan IPA tersebut akan membutuhkan biaya lebih dari Rp. 2 triliun.
Pembiayaan ini diharapkan dapat berasal dari kolaborasi antara Pemerintah Kota, Provinsi, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Namun, Andi Harun juga menekankan pentingnya kesiapan dengan skenario alternatif atau "Plan B", jika alokasi dana yang diharapkan dari pemerintah pusat maupun provinsi tidak terealisasi sesuai harapan.
“Sebagai seorang manajer, saya tidak bisa hanya bergantung pada satu skenario. Jika skenario utama tidak berjalan sesuai rencana kita harus punya cadangan, agar target ini tetap tercapai," tuturnya.
Andi Harun juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan sektor swasta untuk memastikan pendanaan yang cukup. Beberapa opsi yang bisa ditempuh termasuk kerjasama dengan investor swasta, atau penggunaan sindikasi perbankan untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek besar ini.
"Skenario yang kami siapkan sangat beragam. Kami siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa target 100% akses air bersih dapat tercapai. Kami optimis dan seluruh jajaran pemerintah Kota Samarinda optimis untuk mewujudkan hal ini," pungkasnya.
(*)