Sejak Januari hingga Desember 2022, terdapat 24 PSN yang mencapai tahap selesai sepenuhnya dan 9 PSN yang telah beroperasi sebagian. Lebih lanjut, menurut Kepala Staf Kepresidenan, pada 2023 dunia akan menghadapi kondisi yang penuh gejolak, tidak pasti, kompleks, dan ambigu.
Situasi itu pun berubah dengan sangat dinamis dan sulit diprediksi. Namun dengan memahami kondisi yang kompleks ini, sambung dia, Indonesia diharapkan dapat membentuk strategi manajemen krisis yang tepat untuk memastikan bahwa semua tujuan bisa tercapai.
“Di dalam negeri kita dihadapkan pada tantangan internal, di antaranya upaya pemulihan masih berlanjut dan kita mulai memasuki dinamika tahun politik. Sementara itu, masa kerja Presiden Jokowi sudah tinggal dua tahun lagi, masa yang pendek untuk menyelesaikan program-program prioritas dan isu strategis. Di sinilah KSP akan mengambil peran strategis di 2023 untuk mengawal agenda Presiden,” tukas Moeldoko.
Pada acara Catatan Akhir dan Awal Tahun KSP itu juga dipaparkan kinerja lima Kedeputian Kantor Staf Presiden. Yakni Kedeputian I yang fokus pada isu infrastruktur, energi, dan investasi, lalu Kedeputian II dengan fokus pembangunan manusia, Kedeputian III dengan fokus perekonomian, Kedeputian IV dengan fokus informasi dan komunikasi politik, serta Kedeputian V dengan fokus politik, hukum, pertahanan, keamanan, dan HAM.
Di samping lima agenda prioritas presiden, KSP juga memberikan perhatian soal situasi dan kesiapan keamanan jelang pelaksanaan Pemilu 2024. Dalam menjaga keamanan pemilu, Kepala Staf Kepresidenan memastikan, mereka sudah memahami eskalasi politik di 2023 dalam menghadapi Pemilu 2024.
Pada kesempatan itu, Moeldoko mengungkit pengalamannya sebagai Panglima TNI saat mengawal pelaksanaan Pemilu 2014. Ia mengeklaim situasinya tidak banyak berubah dalam konstelasi 2024. “Kebetulan saya pernah mengawalnya dan kondisi-kondisi itu tidak banyak berubah karena konfigurasi politik dan konstelasi hubungan antarparpol sudah bisa kita baca semuanya. Ancaman-ancaman nonmiliter juga sudah kita kenali dengan baik sehingga kita bisa mengkonstruksi kira-kira ancaman seperti apa dan cara bertindak kita yang efektif seperti apa, saya kira sudah kita siapkan,” urai Moeldoko.