Dirinya menambahkan kegiatan lain yang dilakukan adalah normalisasi untuk Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Asam Besar ke arah Jalan Karang Mulya sepanjang 4 km.
"Dampak dari penanganan normalisasi sungai tersebut cukup signifikan yakni daerah di wilayah Kelurahan Lok Bahu yang kerap menjadi langganan banjir akibat limpasan Sungai Karang Asam Besar, jika durasi hujan mencapai 80 mm, September 2022 dari pantauan pos curah hujan Karang Paci 88 mm sudah tidak terdapat genangan banjir di wilayah tersebut,” ucapnya, Minggu (7/5) kemarin.
Aji menjelaskan untuk pekerjaan normalisasi Sungai Karang Asam Besar pada 2020, Pemprov Kaltim mengalokasikan Rp 1,8 miliar. Kemudian pada 2021 sebesar Rp 8,4 miliar dan 2022 dialokasikan Rp 2,5 miliar.
Selain normalisasi sungai, penanganan banjir Samarinda lainnya ialah pembangunan saluran drainase di Jalan DI Panjaitan.
Aji Firnanda mengutarakan, Jalan Panjaitan dinilai sangat penting karena merupakan akses vital menuju Bandara APT Pranoto dan akses jalan nasional menuju wilayah utara Kaltim. Banjir kerap terjadi di sini sehingga menghambat akses pengguna jalan.
"Kita bangun saluran drainase sepanjang 1,3 km dengan dimensi lebar 4 meter dan kedalaman rata-rata 2 meter. Hingga saat ini pembangunan drainase di Jalan DI Panjaitan telah terbangun sepanjang 1,1 km," terangnya.
Saluran drainase di Jalan DI Panjaitan ditargetkan selesai tahun ini. Kegiatan pembuatan saluran drainase ini sudah dilakukan sejak tahun 2020. Dengan rincian pada 2020 sebesar Rp 18,6 miliar, tahun 2021 Rp 4 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp 8,7 miliar.