Meskipun, pengumpulan tersebut merupakan bentuk perbaikan suara dukungan agar pasangan Parawansa – Markus bisa lolos dalam Verifikasi Faktual tahap kedua.
Terkait keberatan Parawansa – Markus mengenai adanya potensi pengumpulan masing – masing pendukung bisa menciptakan klaster virus baru, Firman menampik hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa pelaksanaan tahapan tahapan pemilihan sudah dilakukan dengan standar penanganan Covid – 19 yang dilaksanakan secara ketat.
“Dari petugas kami sudah melindungi diri dengan APD dan bahkan sudah melakukan rapid test, hasilnya semua non-reaktif. Silahkan datang jika keberatan atau ada pendukung yang tidak bisa didatangkan dengan alasan covid,” ucap Firman.
Kepada awakmedia, Firman bahkan menyebutkan bahwa sebetulnya ada cara – cara lain untuk mengumpulkan pendukung yakni via Online atau Videocall.
“Dia bisa video call. Tapi tidak serta merta video call. Harus ada alasannya kenapa dia tidak mau datang secara tertulis. Saya kan bisa aja ngeklaim basis saya di sini ada 100 orang, gak mau datang karena covid. Benar, tapi mana buktinya ?” ucap Firman.
Cara - cara ini pula sebut Firman sudah diketahui oleh masing – masing Bapaslon sebelum melakukan tahapan Verifikasi Faktual.
“Kita sebelum verfak sudah melakukan rapat koordinasi yang dihadiri KPU, Bawaslu, bakal pasangan calon, Polisi, TNI. Kalaiu mereka bilang tidak tahu kita akan buka semua dokumennya,” pungkas Firman. ( Redaksi Politikal - 001 )