"Pak Amien berhitung, melakukan kalkulasi rasional untuk tidak membuat manuver yang justru memecah PAN," tambahnya.
Ia pun beranggapan bahwa nantinya Zulhas akan melunak dan mengakomodasi kebutuhan para pendukung Amien Rais yang salah satunya adalah jabatan. Oleh sebab itu, respons pimpinan partai tersebut nantinya akan berpengaruh pada keadaan partai.
"Saya kira PAN punya track record untuk memiliki kemampuan mereda perpecahan pascakongres," kata Djayadi.
Djayadi mencontohkan kelahiran Partai Matahari Bangsa yang kala itu disebut-sebut sebagai pecahan PAN. Namun, partai tersebut kini tak eksis lagi setelah tidak dapat melenggangkan kadernya ke Senayan.
"Jadi alasan-alasan itu pasti membuat Amien Rais berhitung," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin juga memandang kemungkinan partai tersebut sulit pecah. Menurutnya, meski kini cukup diasingkan, namun Amien masih memiliki pengaruh yang besar di partai tersebut.
Meskipun dalam pemilihan ketua umum yang lalu pihak yang didukungnya tidak menang, namun PAN masih perlu memperhatikan nasib partainya jelang perhelatan pilkada serentak 2020. Ia tak menampik jika Amien dan juga loyalisnya meninggalkan partai tersebut, kubu tersebut tidak akan mudah bersaing dalam kontestasi politik kedepannya.
Kendati demikian, Ia pun beranggapan bahwa bukan tidak mungkin PAN akan menjadi 'pincang' tanpa kehadiran Amien Rais di partai tersebut.
"Sekarang tinggal bagaimana kedewasaan para elitenya untuk bersatu kembali. Kalau nanti partai itu pecah, yang rugi banyak," kata Ujang.