Menurutnya, negara-negara di kawasan Asean harus bersatu menolak klaim China atas LCS dan perlu mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi kepentingan ASEAN di wilayah ini.
"Bersatunya Asean tentu akan memberikan tekanan tersendiri kepada Beijing untuk tidak umbar kekuatan dan juga untuk memastikan China mau menerima norma-norma internasional dan Putusan Pengadilan Arbitrase 2016 yang telah mementahkan klaim historis atas LCS," ujarnya.
Sebelumnya, pengamat menganggap pengerahan kapal-kapal ikan dan kapal survei ke Laut China Selatan merupakan taktik baru China untuk memperkuat klaimnya terhadap perairan kaya sumber daya alam itu.
Direktur AMTI, Greg Polling, mengatakan posisi negara-negara yang memiliki wilayah di Laut China Selatan menjadi lebih krusial dan kian tertekan terutama setelah Beijing berusaha memperluas jangkauan mereka di perairan tersebut dengan mengerahkan kapal-kapalnya.
Polling dan sejumlah ahli lainnya menuturkan China telah menciptakan armada penjaga pantai dan kapal penangkap ikan yang dapat dikerahkan ke Laut China Selatan kapan saja untuk mengganggu kapal-kapal negara lainnya yang berlayar di daerah yang mereka klaim sebagai miliknya i
Diketahui, sengketa wilayah di perairan LCS antara Indonesia dengan China tak kunjung selesai.
Berulang kali memanas karena China tidak mau mengakui teritorial yang diatur dalam UNCLOS 1982.
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Aan Kurnia bahkan menyebut manuver China di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia malah cenderung makin provokatif.