Ade sebelumnya sempat mengecam pernyataan Plt Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Saiful Hidayat yang menyerang Akhyar Nasution tidak diusung partai untuk maju dalam Pilkada Kota Medan karena terlibat kasus hukum.
Ia mengaku selama ini sedih mengetahui tidak ada pembelaan atas serangan yang ditujukan kepada Akhyar.
Menurutnya serangan atas tindakan pembingkaian (framming) kasus hukum Akhyar tidak dapat diterima karena tidak benar.
"Akhyar itu bukan Pengguna Anggaran (PA) dan bukan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran). Jadi kita harap Mas Djarot kalau ngasih statement lihat data lengkap," ujarnya.
Tak hanya itu, Ade juga menyesalkan tudingan Djarot yang mengatakan Akhyar bagian dari Dzulmi Eldin yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi.
Padahal yang terlibat kasus tersebut adalah Akbar Himawan Buchari anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar yang tak lain teman dekat menantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution.
"Kasus Pak Eldin itu yang terlibat ada namanya Akbar Himawan Buchari, dia itu yang dicekal oleh KPK, itu yang terlibat. Akbar itu orang dekat mas Bobby [Nasution], jadi jangan di-framing lagi bahwa Akhyar bagian koruptor. Mas Djarot salah, tak baca data," tegasnya.
Sebelumnya, dalam satu kesempatan, Djarot mengatakan sosok Akhyar tidak lepas dari Dzulmi Eldin, mantan Wali Kota Medan yang dipenjara karena kasus korupsi.