Menjelang malam, Angga meminta Harun untuk kembali ke rumah.
Tetapi, Harun menolak dan mengajak Angga kembali ke Slipi untuk menyaksikan kerusuhan.
Keduanya lantas kembali ke Slipi menggunakan motor.
Namun, pada pukul 22.00 WIB, Harun dan Angga terpisah di lokasi kerusuhan.
Baru pada Kamis (23/5/2023) pagi, Angga dan ayah Harun, Didin Wahyudin, mendapat kabar Harun meninggal dunia di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil autopsi, Harun tewas akibat luka tembak di lengan kiri yang menembus sampai ke dada.
Setelah hampir satu setengah bulan usai Harun Al Rasyid tewas, Polda Metro Jaya membeberkan hasil rekonstruksi kasus Harun Al Rasyid.
Direskrimum Polda Metro Jaya saat itu, Suyudi Ario Seto, mengatakan Harun ditembak dari jarak 30 meter dari sisi kanan.
Tepatnya, kata Suyudi, pelaku menembakkan peluru ke arah Harun dari ruko di dekat flyover Slipi.
Karo Penmas Divisi Humas Polri saat itu, Dedi Prasetyo, membeberkan ciri-ciri pelaku penembakan.
Dedi mengatakan ada saksi yang melihat pelaku menembak ke arah korban menggunakan tangan kiri.
Menurut keterangan saksi, pelaku memiliki tinggi 175 cm dan rambut gondrong.
Berdasarkan penelusuran ini apa yang disampaikan Anies Baswedan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Di sisi lain, usia dan status Harun yang masih anak sekolah, memastikan ia tak memiliki hak pilih dan tidak bisa disebut sebagai pendukung Prabowo. (redaksi)