Selain itu, hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan Partai Golkar meraih 14,93 persen suara; Charta Politika mencatat 13,65 persen; Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut 14,54 persen; Indikator Politik Indonesia menyatakan 16,77 persen; dan Voxpol Center Research and Consulting mencatat 14,86 persen.
Bahkan, hitung cepat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI juga menempatkan Partai Golkar berada di urutan kedua dengan 14,11 persen suara. Data tersebut ditunjukkan dalam hitung cepat KPU, per Jumat (16/2), pukul 13.33 WIB.
Jika merujuk hasil hitung cepat tersebut, kata Yuddy, perolehan suara Partai Golkar cukup melesat dibandingkan saat Pemilu 2019, di mana ketika itu Partai Golkar hanya meraih 12,51 persen suara.
Selain berkat kepemimpinan efektif dan kuat dari sosok Airlangga, Yuddy menuturkan ada keputusan penting Partai Golkar di bawah Airlangga yang menunjukkan komitmen mendukung penuh terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tak hanya itu, lanjut dia, Airlangga juga membawa Partai Golkar menjadi salah satu partai pengusung utama pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Airlangga Hartarto berhasil mengembalikan kesuksesan Golkar yang pernah dicapai pada Pemilu 2004, saat ketua umumnya Akbar Tanjung," ujarnya.