Jhon tidak merinci dokumen apa yang dimaksud.
"Sehingga, bupati sudah tidak bisa kontrol, emosi dengan mempertahankan argumentasi atau regulasi sebagai acuan. Dia perintahkan anak buahnya, supirnya, kemudian serang saya di dalam ruang ketua DPRD," ungkapnya.
Namun, lanjut Jhon, kekerasan fisik tidak terjadi karena terdapat sejumlah pihak yang menahan.
Hanya saja, aku dia, rekannya sesama dewan justru yang melakukan pemukulan.
"Saudaranya yang anggota DPRD juga sempat melakukan pemukulan terhadap saya. Saudara bupati sendiri ada melakukan ancaman kepada saya," imbuhnya.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, Jhon melaporkan Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap beserta dua Stafnya dan seorang anggota DRPD lainnya kepada pihak kepolisian atas dugaan kasus perbuatan tidak menyenangkan dan penganiayaan, Jumat (10/7).
Bantahan Bupati
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap membantah telah melakukan ancaman pembunuhan.
Ia hanya membenarkan bahwa sempat marah karena hasil pertemuan rapat dengan DPRD Biak Numfor berbeda dengan agenda yang disampaikan sebelumnya.
"Dan memang saya berbicara keras bahwa saudara tidak konsisten dan saya sangat kecewa dengan rapat model begini," kata Herry kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/7).