Namun demikian ia belum bisa memastikan potensi produksi dari tambang yang akan dikelola NU, sebab masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
"Di Kalimantan Timur, eks KPC, relinquish dari KPC. Luasannya 26 ribu hektare. Produksinya baru sebagian dieksplorasi, sebagian kecil saja dieksplor sehingga kita belum tahu semuanya berapa belum tahu. Sebagian kecil sekali. Kita sudah bisa produksi dan eksplorasi lagi," ujar Yahya.
Yahya menargetkan pihaknya akan mulai produksi di sekitar bulan Januari 2025 mendatang. Pihaknya perlu membuat dan mempersiapkan struktur perusahaan terlebih dahulu untuk melakukan pengelolaan tambang.
"Segera (berproduksi), karena IUP sudah kelar mudah-mudahan Januari sudah bisa bekerja," pungkasnya.
(*)