Kemudian Bambang Pacul, menjelaskan makna Pacul secara tersendiri, ternyata Pacul memiliki empat nilai yang tak boleh dilupakan. Pertama dan kedua adalah makna doa dan bekerja, kedua hal tersebut tak bisa dilepaskan menurut Pacul.
"Pacul itu alam kultur Jawa itu adalah sifat papat kang ora kena ucul, yang artinya, nomor satu pacul ada gagang pacul inilah yang namanya doran. Doran itu tansah dedungo mering pangeran, maksudnya adalah setiap mau kerja peganganmu Tuhan, selalu berdoa, selalu berdoa saja cukup? Nggak. Dia juga harus bekerja, maka lempeng pacul itu dinamakan bawa, bawa itu obahi awak, artinya badan bergerak, untuk bekerja, orang harus bekerja, badannya harus kerja, jadi doa dan bekerja," ucapnya.
Nilai selanjutnya adalah diskusi dan target, keempat nilai itu berdasarkan empat bagian dalam bentuk pacul pada umum. Sehingga, gerak manusia tak boleh melepaskan doa, kerja, diskusi, dan target.
"Tapi ini harus menyatu, maka masuk di dalam kolom lempeng tadi diberi kayu, itu namanya tanding. Agar supaya di dalam bekerja, kamu harus mendengarkan pendapat orang, harus diskusi. Karena di ujung lempeng ini, yang tajem ini, namanya langkir, artinya landep ing pikir, artinya karena yang mau dipakai dituju sasaran, maka sebelum menuju ke sasaran, menuju ke target, harus dipikirin matang-matang, dan di dalam memikirkan matang-matang kau harus berdiskusi. Doa, diskusi, target, kerja," imbuhnya.
(Redaksi)