“Kita melihat keuntungan dari bank ini apa dan bank di sana itu berapa? Itu yang dikatakan bisnis,” lanjutnya.
Sebab, kata dia, keuntungan yang didapatkan berpengaruh untuk peningkatan program dari Pemkot Samarinda sendiri.
“Misalnya kita memiliki uang Rp 10 juta, kita hanya bisa membuat dua program saja. Kalau kita jadikan ini sebagai investasi, tentu akan bertambah menjadi Rp 15 juta dan itu akan bisa menjadi tiga program,” jelasnya.
Orang nomor satu di Samarinda ini mendapatkan informasi bahwa ada dugaan terjadinya pemindahan dana dari Bankaltimtara yang disimpan di bank lain.
“Yang patut diduga pemindahan sebagian dana dari Bankaltimtara ke bank lain, tentu pasti mereka pula meraup keuntungan walau satu persen. Dari pada mereka yang untung, alangkah baiknya kita yang untung untuk kebermanfaatan,” terangnya.
AH juga menyinggung persoalan pemindahan dana APBD yang dilakukan pemkot periode sebelumnya sebesar Rp 500 miliar ke BRI.
“Mereka melakukan kebijakan demikian karena BRI memberikan mobil operasional, selain mendapatkan keuntungan dari bunga juga bisa memanfaatkan mobil operasional pemerintahan,” ungkapnya.
(Redaksi)