"Malah membahayakan masyarakat loh juga mengganggu jumlah devisa negara yang makin melorot dengan adanya pandemi Covid," ujarnya.
Arief menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja rajin mengonsumsi jamu asli Indonesia.
"Setelah corona positif di Indonesia, pria asal Solo itu kini lebih sering meminum olahan rempah khas Indonesia. Yuk kita tiru Kangmas Joko Widodo yang cinta produk-produk herbal Indonesia. Dengan demikian kita turut membesarkan pengusaha jamu Indonesia dan para petani herbal di Indonesia," pungkas Arief.
Sementara itu, Waketum Partai Gerindra yang juga sebagai Koordinator Satgas Covid-19 DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memiliki pandangan berbeda.
"Sebenarnya ini perlu diperjelas supaya jelas. Jangan dijadikan polemik. Karena ini niat murninya mau bantu. Emang dikira enggak pakai biaya. Kita bagi-bagi gratis biayanya cukup mahal," kata Dasco secara terpisah.
Dasco pun mempersilakan perusahaan jamu Indonesia jika ingin membagikan secara gratis. Dasco mengaku sembuh dari virus corona berkat mengonsumsi jamu impor dari China tersebut.
"Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya saya sembuh. Dan saya nazar kalau sembuh kita mau produksi yang banyak minimal untuk 3.000 orang kita mau bagi-bagi ke yang membutuhkan. Salahnya di mana sih, bingung saya," pungkas Dasco. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "Dua Waketum Gerindra Beda Pendapat Soal Jamu dari China"